Saturday, November 12, 2011

main_img


Mengenal Pendiri Kaskus, Komunitas Online Terbesar di Indonesia


Tahukah Anda siapa pendiri kaskus? “Awalnya Kaskus dibuat untuk menyalurkan hobi berkomunitas saya di internet,” kata Andrew Darwis, pendiri Kaskus. Andrew Darwis lahir pada tanggal 20 Juli 1979. Dia pernah berkuliah di Universitas Bina Nusantara, Art Institute of Seattle bagian Multimedia & Web Design, dan di City University bagian Computer Science.
Andrew kemudian mendirikan Kaskus pada 6 November 1999 ketika dia ditugaskan oleh dosen untuk membuat website forum komunitas. Artinya, ide Kaskus datang ketika pendirinya masih berada di USA saat masih kuliah dan bekerja di sana. Perjalanan bisnis Kaskus dimulai sangat lambat, untuk menggaet satu orang saja, butuh waktu lama.
Setelah perkembangan internet makin pesat di Indonesia, dua sekawan itu bersepakat pulang ke Indonesia untuk mengelola situs komunitas di negerinya sendiri. Mereka mau keluar dari zona nyamannya dan membuka kantor di kawasan Jakarta Kota, awal 2008. Mereka serius mengelola situs tersebut, dari situs porno menjadi situs komunitas terpecaya saat ini. Kaskus resmi menjadi perusahaan professional dengan nama PT. Darta Media Indonesia.
Dengan modal awal sebesar US$3 (Rp 30 ribu) untuk membeli server, Andrew dan dua rekannya, Ronald dan Budi, memilih untuk membuat portal yang berisi mengenai berita dan informasi tentang Indonesia. Untuk uang produksi, mereka mempunyai ide cemerlang untuk mendapatkan uang. Andrew dan teman-teman seperjuangannya, kemudian meng-apply kartu kredit. Uang yang berasal dari kartu kredit itulah yang dipakai Andrew untuk mengembangkan usahanya.
Apa yang dipertaruhkan Andrew di sini sangat besar. Selain berhenti dari pekerjaan yang sudah pasti memiliki pendapatan dan jika usahanya gagal, maka dia akan terbelit hutang. Hal ini sama seperti sudah jatuh tertimpa tangga, namun karena keyakinan dan dia mau mencoba maka dia ‘nekat’ mendirikan Kaskus.
Bersama timnya, Andrew tak segan turun langsung menangani perusahaan hingga ke masalah promosi. Andrew tak segan turun langsung menangani perusahaan hingga ke masalah promosi. Di awal usahanya, Kaskus harus door to door kke klien untuk memperkenalkan positioning Kaskus. Walaupun 6 bulan pertama mengalami stagnasi, namun akhirnya kondisi itu berubah arah. Bila di awal Kaskus jor-joran dalam mengenalkan websitenya terus menerus, sekarang banyak perusahaan yang masuk dalam daftar tunggu agar usaha mereka bisa muncul di Kaskus.
Perusahaan DMI lalu memutuskan untuk menambah server baru sehingga sampai saat ini Kaskus memiliki 26 server di Indonesia dan dua di AS dan saat ini keanggotaan yang masuk ke Kaskus mencapai 1.1 juta orang. Tidak hanya mampu menggaet anggota baru dalam kisaran 150-250 orang per hari, banyak kaskuser yang sudah bertahun-tahun menjadi anggota, tetap setia aktif menjadi anggota.
Dari sekian banyak konten dalam Kaskus.us, tanpa ragu Andrew menyebut konten Jual Beli dan Lounge sebagai terfavorit dikunjungi kaskuser. Dalam sehari saja, 80 ribu daftar barang diikutkan dalam forum jual beli.
Pada tahun 2008 Kaskus dijuluki Microsoft sebagai KASKUS Web Site that recognized as Indonesia Inovative Top Web Site dan pada tahun 2009 dijuluki oleh Indosat sebagai The Online Inspiring Award.

Friday, November 11, 2011

AMD APU

Generasi Baru AMD Fusion APU Telah Dimulai




Era AMD Fusion Family of Accelerated Processing Units (APUs) telah dimulai sejak Consumer Electronic Show (CES) yang berlangsung  pada minggu lalu di  Las Vegas, Amerika Serikat (18/1).

AMD Fusion APU menyatukan teknologi multi-core CPU (x86), kemampuan DirectX®11 tingkat discrete grafis yang bertenaga dan mesin pemrosesan paralel, sebuah blok akselerasi video berdefinisi tinggi, dan bus kecepatan tinggi yang mempercepat data dari berbagai jenis core prosesor dalam satu desain.

AMD Fusion APU merupakan generasi baru dalam platform dekstop, notebook dan netbook, bahkan akan hadir pada platform tablet yang diharapkan tersedia pada akhir kuartal 1 tahun ini.

AMD Fusion APU pada mesin VISION AMD akan membuat sisi visual komputasi menjadi lebih hidup dan lebih terlihat realistis, bahkan memungkinkan kenyamanan dalam menikmati berbagai konten berdefinisi tinggi (HD), mulai dari video youtube hingga permainan DirectX 11 dan Blu-ray. Mesin VISION juga akan memberikan kemampuan melakukan browsing internet menjadi lebih cepat; video playback 1080p HD yang mulus; standard definisi video yang tampak berdefinisi tinggi; konten 2D dapat diubah menjadi 3D stereoscopic; situs dengan grafik intensif dapat dibuka lebih cepat; memanipulasi konten HD menjadi lebih cepat dan mudah; dan permainan 3D pada resolusi HD dapat dimainkan dengan cepat serta lebih hidup.


AMD Fusion APU mampu menghapus hambatan yang terdapat pada CPU dan GPU kan komputasi yang terhubung dengan perangkat lunak. AMD Fusion juga mampu memberikan daya untuk bertahan selama sehari penuh dimana fitur baru penghemat daya ini hadir dalam desain single-chip yang mampu memperpanjang waktu diantara plug-ins.

Platform    berdaya    rendah    2011    (sebelumnya    dikenal    dengan    kode  “Brazos”) meningkatkan pengalaman komputasi sehari-hari dan tersedia mulai saat ini dalam dua  varian APU: Seri E dan Seri C. Dua varian APU ini memiliki core x86 CPU terbaru yang  berkode  “Bobcat”.  “Bobcat”  merupakan  core x86 baru yang pertama dari AMD sejak 2003 dan didesain dari bawah ke atas untuk memberikan kinerja bergerak sekelas bintang.

Platform mainstream 2011 ditujukan terutama untuk kinerja notebook mainstream dan desktop mainstream. Platform ini akan menyuguhkan 32nm Seri A “Llano”  APU, yang mencakup hingga empat core x86 dan DirectX 11-capable discrete-level GPU, yang  dijadwalkan akan dikirim pada semester pertama 2011 dan akan hadir di produk pada pertengahan tahun.

AMD berharap, berbagai brand terkemuka seperti Acer, Asus, Dell, Fujitsu, HP, Lenovo, MSI, Samsung, Sony, dan Toshiba akan segera mengeluarkan sistem berbasis AMD Fusion APU dalm waktu dekat.

INTEL vs AMD



Intel vs AMD di 2011, pertarungan di grafik on-board


Bicara prosesor maka tak lepas dari kedua merk ini : Intel dan AMD. Keduanya bersaing dari dulu sampai sekarang untuk menjadi yang terdepan dan terlaris. Dari segi teknologi keduanya kini sudah sangat matang dengan arsitektur modern 32nm, clock tinggi (sekitar 3 GHz) dan tentunya multi core (antara dua hingga empat core). Namun satu yang agak terlewatkan dari perhatian kita adalah kemampuan grafik on-board yang disuguhkan keduanya, karena bayangan kita terlanjur memandang sebelah mata kemampuan pengolah grafis terintegrasi di prosesor. Padahal kini baik Intel maupun AMD sudah melakukan perbaikan besar dalam meningkatkan kemampuan grafik on-board pada prosesor terbarunya, dengan kinerja yang bahkan bisa mengalahkan kartu grafik terpisah.
Anda yang suka bermain game tentu paham benar kalau kartu grafik berkualitas baik diperlukan untuk kelancaran game yang dimainkan. Biasanya dipakailah chip ternama seperti Radeon atau GeForce dengan berbagai seri dan harga. Kartu grafik semacam ini umumnya dijual mahal dan menyedot daya besar sehingga tidak cocok dengan konsep energy saving yang sedang tren. Apalagi tren desktop PC saat ini semakin mengecil, bahkan semakin populer board berukuran micro-ATX hingga mini-ITX yang hemat tempat dan cocok buat HTPC (Home Theater PC). Maka itu wajar kalau Intel dan AMD mengejar kemampuan grafik on-board yang baik dalam prosesor mereka. Seperti apa produk unggulan keduanya di tahun 2011 ini? Berikut jawabannya.

Intel Sandy Bridge : menawarkan GPU dengan GMA HD 2000/3000


Adalah Intel dengan Sandy Bridge-nya yang lebih dulu populer sebagai prosesor berkinerja tinggi dengan efisiensi daya yang optimal. Kali ini sebagai satu perwakilan dari Intel saya hadirkan prosesor Sandy Bridge terjangkau yaitu Intel Core i3-2100 dengan dual core, hyper threading berkecepatan 2.93 GHz dengan TDP 65 Watt. Prosesor seharga 1,2 juta ini sudah memiliki Intel HD graphics 2000 terintegrasi dengan clock 850 MHz yang sudah mendukung DirectX 10.1 dan Open GL 3.0 serta dilengkapi 6 EU (Execution Units). Untuk prosesor Sandy Bridge yang lebih mahal memiliki 4 core, fitur turbo, dan memakai HD graphics 3000 dengan 12 EU. Tidak usah bingung, EU atau Execution Units cuma sebutan lain dari Stream Processor saja. Intel HD graphics sendiri adalah nama lain dari GMA HD, GPU paling modern dari Intel sejak era GMA 900 jaman dulu. Kecepatan laju data memorinya kini mencapai 21 GB/s melonjak jauh dibanding GMA 900 yang hanya 3 GB/s dan sedikit diatas GMA 4500 dengan 17 GB/s. Artinya skor pengujian GMA HD ini bisa menyamai kinerja kartu grafik semisal Radeon HD 5450 atau GeForce GT 430.

Sebagai boardnya sudah lumayan banyak tersedia pilihan dengan soket LGA 1155 baru dengan chipset generasi keenam seperti P67, H67 maupun H61. Chip modern berarsitektur 32nm ini sudah mendukung dual channel DDR3, USB 3.0 dan SATA 6 Gb/s.

AMD Llano : konsep APU bertenaga Radeon HD 6000


Di sisi lain AMD juga sudah menyiapkan andalan untuk melawan Intel dengan menghadirkan platform Llano dengan APU (Accelerated Processing Units) berintikan Radeon HD tercepat. AMD Llano saat tulisan ini dibuat baru tersedia dua seri saja yaitu A6-3650 dan A8-3850. Sebagai bahan pembanding saya lebih suka pada AMD A6-3650 yang kebetulan punya harga jual yang sama dengan Intel i3-2100 yaitu 1,2 juta rupiah. AMD Llano A6 dan A8 adalah prosesor terbaru AMD dengan empat inti, memakai soket baru bernama FM1 (905 pin) sehingga tidak kompatibel dengan soket lama seperti AM2 bahkan AM3. AMD Llano A6 memiliki clock 2.6 GHz, sedang A8 memiliki clock 2.9 GHz. AMD Llano didesain di arsitektur 32 nm dengan TDP 100 Watt. Keistimewaan utama AMD Llano adalah dipakainya chip grafik Radeon HD 6000 series dengan clock 600 MHz pada A8 (Radeon HD 6550D) dan 443 MHz pada A6 (Radeon HD 6530D)  yang mendukung DirectX 11 dan Open GL 4.1 yang pertama di dunia ditemukan pada sebuah keping prosesor. Hebatnya, jumlah EU (AMD menyebutnya Radeon core)  di dalam AMD Llano sangat banyak, mencapai 320 EU (untuk A6) bahkan 400 EU (untuk A8) sehingga kinerja grafik AMD Llano jauh mengungguli Intel HD graphics hingga dua kali lipat dalam skor pengujian.


Sebagai chipsetnya tersedia board dengan chip A55 yang terjangkau dan A75 yang performa tinggi, keduanya mengusung desain chip tunggal dengan memori kontrol terintegrasi. Chip baru ini mendukung dual channel DDR3, USB 3.0 dan SATA 6 x 6 Gb/s (untuk chip A75).
Jadi untuk kinerja prosesor secara umum Intel dengan arsitektur Sandy Bridge memang masih unggul dibanding AMD Llano, namun dalam urusan grafik sebaliknya AMD Llano jauh mengalahkan grafik Intel GMA HD. Namun keduanya sudah memiliki kesamaan visi yaitu menghadirkan komputasi cepat, kinerja grafik tinggi dan ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau. Solusi ini bisa diaplikasikan untuk banyak hal, semisal usaha game online yang perlu kinerja grafik tinggi namun tidak ingin boros listrik. Bila dipakai di rumahan atau di kantor pun, kedua produk ini sudah sangat mencukupi.

NVIDIA vs ATI

NVIDIA vs ATI , lebih bagus mana??


mungkin buat para gamers, pilihan kartu grafis emang wajib ya hukumnya untuk kenikmatan maen game nya.. mungkin nama Nvidia atau ATI yang udah ga asing lagi di telinga para gamers, soalnya emang dua nama tersebut adalah merk kartu grafis yang paling terkenal dan banyak dipakai saat ini.
tapi untuk para awam, seperti saya juga, gatau apa sih hebatnya masing-masing kartu grafis tersebut?? terus, apa ngaruhnya kalau kita pakai salah satunya untuk maen game yang beratberat terutama di masalah gambar?? nah, setelah seian lama ga nulis, kali ini saya akan seikit me-review tentang nVidia vs ATI. let’s check out..
untuk para pecinta ATI, mereka tidak bisa disalahkan ketika mereka bilang vga ATI paling bagus, begitu pula dengan pecinta nVidia yang bilang Nvidia lebih bagus grafisnya dengan vga card lain karena memang kedua pabrikan vga card tadi punya mangsa pasar tersendiri yang bahkan terkadang fanatik dengan produknya.
pada tahun 2003, sebenarnya Nvidia pernah terpuruk karena ketika Nvidia meluncurkan seri Geforce FX seri 5000 yang bisa dibut sebagai sebuah kesalahan fatal yang tercatat sebagai sejarah hitam di perjalanan karir Nvidia. Buruknya kinerja Geforce FX saat itu membuat Nvidia melakukan trik untuk meningkatkan kinerja dengan menurunkan kualitas gambar. Hal ini justru semakin memperburuk reputasi mereka dan membuka peluang bagi ATI untuk merebut posisi teratas saat itu dalam pasar kartu grafis. Saat itu chip grafis andalan ATI yaitu Radeon seri 9000 terbukti mampu mengalahkan Geforce FX dalam kinerja maupun performa. Di saat itulah anggapan bahwa kualitas gambar videocar ATI lebih baik daripada Nvidia mulai tertanam di hati sanubari para gamer.
Namun kini ,  Nvidia telah melewati mimpi buruknya. Dimulai dari peluncuran Geforce seri 6000 yang membanggakan Shader Model 3, Nvidia mulai berusaha mengalahkan ATI dalam hal kualitas gambar. Di era 2005, Geforce seri 6000 mampu menoreh keunggulan dalam hal dukungan Shader Model 3 dibanding ATI X300/700/800 yang saat itu belum mensupport fitur tersebut.
Sadar akan kelemahan terserbut, di tahun 2006 ATI akhirnya juga memberikan dukungan Shader Model 3 di seri X1000 mereka, sehingga potensi bagi videocard Nvidia dan ATI untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik kini sama.
Sebagai produsen chip grafis no.1, Nvidia memiliki segudang uang untuk diselipkan di celah-celah kantong para programmer & game developer. Dengan begitu game buatan mereka akan berpihak ke kubu Nvidia. Atau dengan kata lain kualitas gambar game tersebut akan menjadi lebih buruk bila dijalankan pada videocard ATI.
Nvidia cukup serius dalam menjalankan strategi konspirasi ini. Bahkan mereka mempropagandakan strategi ini sebagai TWIMTBP (The Way It’s Meant To Be Played).
Bila sebuah game menyandang logo TWIMTBP, berarti game tersebut dibuat dengan campur tangan Nvidia di dalamnya, dan sudah dipastikan kualitas gambar / kinerja terbaik hanya akan didapat bila menggunakan videocard Nvidia. Secara logika saja, tentu mustahil bila sebuah game yang disponsori Nvidia ternyata tampilannya sama baiknya bila menggunakan ATI.
Para fans ATI sering berdalih bahwa masalah kompatbilitas/kualitas gambar pada beberapa game adalah masalah driver yang dapat dihilangkan dengan update driver ATI Catalyst, mereka tak menyadari bahwa problem tersebut sebenarnya adalah problem yang berasal dari gamenya dan sengaja dibuat oleh game developernya bagi pengguna ATI. Jadi update driver ATI tidak akan memperbaiki problem tersebut.
Tampaknya strategi konspirasi ini dianggap cukup berhasil oleh Nvidia, sehingga mereka kian hari kian agresif dalam merangkul para game developer. Hingga saat ini, nyaris 90% game yang beredar di pasaran dibuat dengan campur tangan Nvidia di dalamnya. Untuk melihat game-game apa saja itu dapat dilihat di situs www.nzone.com
untuk melihat hasil gambar yang dihasilkan dari kedia kartu grafis tersebut, maka akan diuji coba pada salah satu game populer di bawah ini..
IN-GAME SETTING:
Setting fitur & kualitas di semua game diatas diatur ke tingkat detail paling maximal dengan resolusi 1024×768.
Anisotropic filtering diatur ke tingkat tertinggi dan FSAA diaktifkan bila memungkinkan.
TESTING PLATFORM:
Videocard:
- NVIDIA : Geforce 7600GT, 7900GS, 7900GT
- ATI : Radeon X1950 Pro, X1900XT
CPU:
- Intel Core2 Duo E6400 (2.13GHz) overclocked @ 3.2GHz   FSB400 (FSB1600 QPB)
CPU Cooler :
- Thermaltake Waterblock W0010 + custom cooling tower
Motherboard
ASUS P5B Deluxe WiFi AP (intel P965)
Memory :
- 2 X 512MB Kingston “Hynix” DDR2 533 @ DDR800 (4-4-4-12)
Harddisk: 80GB Seagate Barracuda 7200.9 SATA2
PSU: SilverStone 400W dual-rail
Driver:
Nvidia Forceware 91.47
ATI Catalyst 6.11
Windows XP Professional SP2
DirectX 9c June06
TEST 1: Need For Speed Most Wanted
Hinga detik ini, NFS Most Wanted masih merupakan game racing dengan tampilan terbaik. Bahkan tampilannya masih lebih baik daripada NFS Carbon yang baru saja dirilis. Sekalipun NFS Most Wanted tidak menyandang logo Nvidia, tapi sepertinya developer & publisher game ini, Electronic Arts, sempat merasakan nikmatnya makan malam bersama Nvidia.
Sajian anggur dan wanita cantik yang disuguhkan Nvidia mampu membuat para programmer Most Wanted rela memberikan tampilan terbaik game ini hanya untuk pengguna videcard Nvidia saja.
Bila anda pernah mendengar keluhan beberapa gamer mengenai tampilan yang terlalu silau di Most Wanted, maka dapat dipastikan bahwa gamer tersebut menggunakan videocard ATI. Karena memang itulah kado bencana yang khusus diberikan bagi fans ATI.
Pada videocard ATI, akan terjadi kesalahan implementasi HDR/Bloom, yang mengakibatkan gambar terlalu terang, sekalipun fitur overbright dimatikan. Dengan keadaan ini banyak objek akan kehilangan detail, dan konyolnya lagi gedung-gedung masih tampak menyilaukan sekalipun di kondisi senja hari.
Untuk lebih jelasnya lihat perbandingan tampilan screenshot di bawah ini…
Need For Speed Most Wanted  (v1.3)
Daylight (siang)

Detail objek gedung dan tekstur bukit dengan menggunakan videocard Nvidia terlihat jelas. Sedangkan pada videcard ATI, cahaya silau membuat gedung nyaris tak terlihat yang diakibatkan karena error dalam implementasi HDR/bloom effect. Bahkan tekstur bukit hanya terlihat sebagai warna kuning silau saja.

Pada videocard Nvidia, detail kaca jendela pada gedung pencakar langit masih terlihat meski kacanya memantulkan cahaya matahari. Sedangkan pada videcard ATI, pantulan cahaya matahari terlalu ekstrim sehinga membuat gedung kehilangan detailnya.


Dengan menggunkaan videocard Nvidia, dinding gedung-gedung beton merefleksikan pantulan cahaya secara normal, sedangkan pada videocard ATI, dinding gedung-gedung beton seolah bersifat seperti kaca yang merefleksikan pantulan cahaya secara ekstrim, akibatnya objek jadi kehilangan detail.


Pada videocard Nvidia ujung jalan masih terlihat jelas, sedangkan pada videocard ATI ujung jalan seringkali tak terlihat karena tersapu silaunya cahaya. Hal inilah yang seringkali dikeluhkan para gamer yang menggunakan videocard ATI, karena kondisi silau ini membuat tikungan di ujung jalan jadi tak terlihat jelas sehingga membuat game lebih susah dimainkan.

Evening (senja)

Tampilan pada videocard ATI bertambah parah dan tidak realistis pada kondisi senja. Gedung-gedung terlihat bersinar menyilaukan sekalipun di langit minim cahaya matahari. Sedangkan pada videcard Nvidia, refleksi cahaya yang terpantul di gedung-gedung terlihat natural dan serasi dengan nuansa atmosfir sekitar.

Sama seperti contoh gambar sebelumnya, pada videocard Nvidia detail gedung terlihat jelas dan pantulan cahayanya di senja hari terlihat natural, sedangkan pada videocard ATI, gedung-gedung menjadi terlihat aneh dengan cahayanya yang menyilaukan, seolah seperti suasana di planet lain.


Refleksi cahaya senja pada kaca gedung terlihat natural pada videocard Nvidia, sedangkan pada videocard ATI gedung-gedug terlihat seolah bersinar denngan refleksi cahaya yang menyilaukan, sehingga terkesan tidak realistis dan kontras dengan suasana atmosfir senja.

Pada videocard Nvidia objek-objek dinding beton di sisi kiri terlihat natural. Sedangkan pada videcard ATI, objek-objek dinding beton yang seharusnya tidak bersifat reflektif menjkadi terlihat terang menyilaukan secara ekstrim, membuat suasana menjadi serasa di arena sirkus.
Kesimpulan :
dari salah satu contoh yang saya perlihatkan di atas dapat ditarik kesimpulan jika vga card Nvidia memang lebih bagus dari pada ATI. namun, jika ditinjau lebih dalam sebab-sebab mengapa Nvidia lebih unggul dari pesaingnya yaitu ATI adalah baiknya para petinggi Nvidia untuk menggandeng para game developer untu membuat game yang dibuat khusus untuk pengguna chip Nvidia, sehingga jika para pengguna chip ATI memainkan game tersebut mereka akan kecewa dan menganggap bahwa chip ATI buruk. Padahal jika ditilik lagi bukanlah kesalahan pabrikan ATI dalam membuat kartu grafis, tetapi kurang lihainya ATI layaknya yang dilakukan Nvidia terhadap game developer.
Dalam persaingan kualitas gambar, Nvidia terlihat jauh lebih cerdas & smart dibanding ATI. Di saat para insinyur ATI kerja lembur & banting tulang di dalam lab yang sunyi untuk meningkatkan keunggulan kualitas grafis, para team Nvidia mengajak makan malam para game developer untuk bersama-sama menjatuhkan ATI.
Jamuan makan malam dan berbagai suguhan kenikmatan lainnya membuat para game developer akhirnya rela melakukan apa saja untuk menjatuhkan ATI.
Konspirasi dengan game developer tampaknya merupakan strategi jitu yang dilakukan sang CEO sekaligus pendiri Nvidia yaitu Jen-Hsun Huang.
Dengan konspirasi Nvidia bersama game developer, maka sehebat apapun ATI berinovasi untuk meningkatkan kualitas grafis videocard mereka, hasilnya tetap akan sia-sia saja karena game yang dirilis ternyata tidak memanfaatkan keunggulan yang dimiliki videocard ATI, bahkan kualitas gambar pada videocard ATI malah sengaja diturunkan dengan munculnya berbagai problem.
Sebaliknya, bila ATI ingin meniru cara “sabotase” seperti yang dilakukan Nvidia, maka hal tersebut akan lebih sulit dilakukan, sebab jumlah pengguna videocard Nvidia jauh lebih banyak, sehingga game developer tentu tak mau beresiko bila penurunan kualitas gambar di videocard Nvidia akan menyebabkan game mereka tidak dibeli oleh mayoritas gamer yang menggunakan videocard Nvidia. Oleh karena itu pada game-game yang disponsori ATI (misal Half Life 2) tampilannya tetap tidak ada masalah sekalipun menggunakan videocard Nvidia.
sudah cukup tau kan perbedaannya?? sekarang silahkan terserah anda akan pilih yang mana yang sesuai selera.. 
sumber : http://www.reviewland.com/hardware-vgaiq.htm